Resiko Punya Wajah Ganteng
Alam Ghaib Ustaz Nuralam al-Jurjani S.Th.I M.Pd.I
Oleh : Ustaz Nuralam Jurjani
Suatu hari saya diundang untuk mengobati orang kesurupan. Memang urusan yang serem-serem biasanya diserahkan sama saya, sampai pengajian pun kalau temanya serem biasanya saya yang diminta menyampaikan. Padahal saya ini kepinginnya melihat pemandangan yang indah-indah atau kalau saya ceramah pinginnya temanya yang indah-indah wae. Misalkan, indahnya bersyukur atau indahnya poligami. Nah kalo tema yang terakhir ini indah untuk laki-laki namun menyeramkan buat kaum hawa hehehe.
Ternyata pasien yang kesurupan tersebut kemasukan jin yang namanya Rohaya. Wah kalau di kampung ini jin tersebut sudah tidak asing lagi, konon jin tersebut juga sering menampakan wujudnya. Boleh dibilang Rohaya adalah jin setengah manusia. Sayapun berdialog dan meruqyah. Bahkan Rohaya curhat juga tentang dirinya. Kisah dirinya tunggu dalam episode yang lain.
Suatu hari saya meruqyah orang yang kemasukan jin dia mengaku dari kampong seberang. Saya Tanya apakah kamu kenal dengan Rohaya? “Oh.. kenal banget” kata jin tersebut. Dia pernah ngobrol-ngobrol sama saya katanya dia jatuh cinta sama ustadz Jambrong cuma sayang sekali ustadz Jambrong tidak menerima cintanya. Katanya hamper tiap hari ngobrolin saya. Kemudian saya bertanya kepada jin tersebut kenapa dia bisa tertarik sama saya. Jin tersebut menjawab “Kumisnya ustadz.” Weleh-weleh ya begini ini resiko punya wajah ganteng sampai jin saja jatuh cinta pada pandangan pertama.
Faedah dari kisah tersebut :
- Manusia dan jin sama-sama punya hasrat cinta kepada lawan jenis.
- Hati-hati dengan cinta. Ketika kita larut dalam cinta sehingga membutakan akal kita maka cinta akan membakar diri kita dan akan menyebabkan kita jatuh dalam jurang penderitaan yang berkepanjangan.
- Cinta adalah anugerah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan cinta penderitaan terasa nikmat, dengan cinta pengorbanan begitu ringan, dengan wasilah cinta kita lahir ke dunia ini. Penderitaan seorang ayah dalam mencari nafkah tidak terasa karena cinta kepada keluarga. Penderitaan ibu mengandung dan melahirkan kita akan hilang bila melihat kemungilan kita setelah kita dilahirkan.
- Sekarang ini banyak pemuda pemudi bermaksiat dengan alas an cinta. Padahal semua itu akan menyebabkan penderitaan sepanjang masa.
Ada sebuah kisah cinta yang indah sampai terbawa ke alam barzah. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Raudhatul Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin menukil penuturan Raja’ bin Amru AN-Nakha’y, dia berkata, “Di kota Kufah ada seorang pemuda yang tampan sekali wajahnya, rajin beribadah dan berijtihad. Suatu hari dia singgah di suatu kaum dari An-Nakha’. DI sana pandangannya berpapasan dengan seorang gadis yang cantik jelita dari kaum itu sehingga dia langsung jatuh cinta kepadanya dan dia berpikir untuk memilikinya. Dia pun singgah di tempat yang lebih dekat dengan rumah gadis itu, lalu mengirim utusan untuk menyampaikan lamaran kepada bapak sang gadis. Namun dia dikabari bapaknya, bahwa gadis itu sudah dilamar anak pamannya sendiri. Tatkala keduanya semakin didera derita cinta, maka sang gadis mengirim utusan kepada pemuda untuk mengatakan, “Saya sudah mendengar tentang besarnya cintamu kepadaku. Aku pun sedih karenanya. Jika engkau mau, maka aku bias menemuimu, atau jika engkau mau, maka saya bias mengatur cara agar engkau bias masuk ke dalam rumahku.”
Sang pemuda berkata kepada utusan itu, “Dan tidakkah ada pilihan diantara dua hal yang dicintai ini, ‘Sesungguhnya aku takut adzab hari yang besar (Hari Kiamat), jika aku mendurhakai Rabbku’ Sesungguhnya aku takut api neraka yang baranya tidak pernah padam dan tidak surut jilatannya.”
Tatkala utusan menyampaikan perkataan pemuda, maka sang gadis bertanya-tanya, “Apakah dalam keadaan seperti ini dia masih merasa takut kepada Allah? Demi Allah, tidak seorang pun yang lebih berhak atas demikian itu kecuali satu orang saja, sekalipun manusia bias bersekutu dalam masalah ini.” Setelah itu gadis tersebut memisahkan diri dari segala urusan dunia, tidak mau peduli terhadap urusan harta, suami dan anak. Semua ditinggalkan dan hanya beribadah semata. Tapi sekalipun begitu dia tidak mampu memadamkan cinta dan kerinduannya kepada pemuda tersebut, hingga dia meninggal dunia dalam keadaan seperti itu. Sang pemuda menziarahi kuburannya, menangis di sana dan berdoa baginya. SUatu hari dia tidak kuasa menahan kantuk tatkala sedang berada di atas kuburnya, sehingga dia tertidur pulas. Lalu dia bermimpi melihat gadis yang dicintainya dalam rupa yang sangat menawan. Dia bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Apa yang kau temukan setelah berpisah denganku?”
Gadis itu menjawab, “Cinta yang manis wahai orang yang kubutuhkan. Cintamu adalah cinta yang menuntun kepada kebaikan dan kesantunan.”
“Sampai kapan engkau dalam keadaan seperti itu?” Tanya sang pemuda.
“Hingga mencapai kenikmatan dan kehidupan yang tiada sirna di taman surga yang abadi, suatu kekayaan yang tiada lenyap.”
Sang pemuda berkata, “Sebutlah namaku di sana, karena aku tak dapat melupakan dirimu.”
“Demi Allah, aku pun begitu pula, tidak dapat melupakanmu. Aku telah memohon kepada Pelindungku dan Pelindungmu agar menyatukan kita berdua. Maka tolonglah aku untuk menggapai tujuan ini dengan sekuat tenaga.”
“Kapan aku bisa melihatmu lagi?” Tanya sang pemuda.
“Tak lama engkau akan bertemu aku dan melihatku,” jawab sang gadis.
Setelah bermimpi seperti itu, pemuda tersebut hanya hidup selama tujuh hari.