Ustaz kok ditipu begituan

Ustaz kok ditipu begituan

Oleh : Ustaz Nuralam al-Jurjani

Di akhir-akhir ini tukang tipu banyak sekali. Di kantor, di pasar, di kota, di desa, ternyata podo wae. Dan mungkin kita semua pernah melihat atau mengalami penipuan. Tapi, penipuan yang satu ini sungguh berbeda. Kalau biasanya kan manusia menipu manusia atau manusia menipu binatang. Nah, yang ini jin menipu manusia.

Suatu hari saya dipanggil untuk mengobati orang kesurupan, dia seorang wanita paruh baya dan sebenarnya juga sudah lama sakit. Saya datang untuk meruqyah dia. Ternyata, jin yang berada di tubuh wanita tersebut mengaku sebagai Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. 

Saya berdialog dengannya, jin itu mengatakan bahwa dia adalah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan tujuannya adalah untuk mengobati ibu tersebut. Saya bilang saja, kamu jangan bohong masak Nabi Muhammad keluyuran ke Indonesia, lagi pula beliau kan sudah meninggal.

“Demi Allah taz, saya ini Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam.” Ucapan jin tersebut sungguh aneh. Nabi Muhammad kan orang Arab kok logatnya Betawi. Dan anehnya baca sholawat enggak fasih.

“Jangan bohong kamu nanti saya hajar.” Kata saya. “Demi Allah taz saya ini Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam.” Kata jin itu lagi. Kemudian saya berkata lagi, “Saya hitung sampai tiga kalau kamu enggak jujur akan saya hajar.” Dengan posisi tangan saya mau memukul sambil berkata, “Satu.. dua… ti….”.

“Iya.. iya.. tadz saya bukan Nabi Muhammad. Kok tahu sih tadz kalau saya ini jin.” Kemudian kata saya, “Tahulah, Nabi Muhammad itu sudah meninggal enggak mungkin jalan-jalan ke sini.” Akhirnya saya ruqyah dan jin tersebut keluar. Weleh-weleh Lha wong ustadz kok ditipu.

Faedah dari kisah tersebut :
  1. Jangan gampang percaya dengan ucapak jin yang fasiq atau kafir. Mereka pasti banyak bohongnnya karena tujuan mereka adalah menyesatkan manusia.
  2. Jin yang masuk ke tubuh manusia kalau tidak kafir ya fasiq, tidak ada yang shalih. Walaupun jin tersebut pandai membaca Al-Qur’an.
  3. Orang yang sudah meninggal tidak akan kembali ke dunia apalagi memasuki tubuh seseorang. Walaupun yang meninggal itu Nabi, Rasul atau Wali.

Cerita Mbah Sholeh murid Sunan Ampel yang meninggal dunia sampai Sembilan kali. Yang di kubur di pelataran/di depan masjid Ampel itu perlu di luruskan. Begitu juga keyakinan sebagian saudara-saudara kita ketika bersholawatan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam hadir di tengah-tengah mereka sehingga mereka berdiri untuk menghormati Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam itupun bertentangan dengan akal dan wahyu.

Secara logika yang membaca sholawat kepada Nabi itu banyak dan di beberapa tempat dan sangat mungkin ada beberapa yang bersamaan dan itu setiap hari sedang Nabi Muhammad itu satu. Lalu tempat mana yang dikunjungi Nabi Muhammad pertama kali? Apakah tubuh Nabi Muhammad bisa jadi banyak seperti cerita orang yang punya aji pancasona?. Kalau begitu Nabi Muhammad jalan-jalan melulu dong.

Secara naqli, tidak ada satupun ayat Al-Qur’an atau hadits yang shahih yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad akan bangun dari kuburnya dan mendatangi orang-orang yang membaca sholawat di manapun mereka berada.