Pemalsu Hadits Yang Tolol

Pemalsu Hadits Yang Tolol

Fenomena pemalsuan hadits begitu marak terutama pada abad kedua sampai ketiga tahun hijriyah. Motivasinya cukup beragam ada yang karena politik, karena golongan, bahkan karena masalah ekonomi. Tentu kita pernah mendengar hadits yang dipalsukan oleh seorang penjual terong atas nama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tentang terong sebagai obat mujarab, sehingga menjadikan dagangan terongnya laris manis.

Merekalah orang-orang yang menjual akhirat dengan kepentingan dunia dan di akhirat kelak mereka bersiap menempati tempat duduknya di neraka sebagaimana yang pernah diancam oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam melalui hadits yang mutawatir.

Selain lancang ternyata ada juga pemalsu hadits yang tolol. Lihatlah kisah yang dituturkan oleh Al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya Al-Mustadrak juz 2 (Dua) hal. 389 nomor 3364 (Tahqiq Musthafa Abdul Qadir Atha terbitan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah) berikut ini:

Abu Muhammad Abdullah bin Ja’far bin Darastawaih Al Farisi menceritakan kepada kami dan memang aku yang menanyakannya. Ya’qub bin Sufyan Al-Farisi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi menceritakan kepadaku,

”Kami pernah duduk-duduk bersama Sufyan bin Uyainah di masjid Khaif di Mina ketika ada seorang laki-laki berdiri sambil bercerita, ”Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, kemudian dia menyebutkan sebuah kisah yang cukup panjang.

Mendengar hal itu Ibnu Uyainah pun berdiri sambil berpegangan pada tongkatnya lalu berkata, ”Sesungguhnya yang membuat kedustaan itu hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Karena aku tidak pernah menceritakan kisah semacam itu dan tak pernah mengetahuinya.”

Tinjauan Sanad :
  • Abu Muhammad Abdullah bin Ja’far bin Darastawaih Al Farisi disebutkan oleh Al-Hafizh Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam An-Nubala` (15/531) sebagai orang yang tsiqah. Juga disebutkan oleh Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (9/428) dan membelanya dari orang-orang yang menganggapnya dha’if dan menyatakan bahwa pendengarannya dari Ya’qub bin Sufyan adalah shahih, sekaligus menukil pernyataan Abu Sa’d Asy Syairazi dan Ibnu Mandah yang menganggapnya tsiqah.
  • Ya’qub bin Sufyan Al-Farisi Al-Fasawi imam yang terkenal sebagai penulis kitab Al-Ma’rifatu wa At-Tarikh, Adz-Dzahabi memuatnya dalam As-Siyar (13/180) dengan mengatakan Al-Imam Al-Hafizh Al-Hujjah. Al-Hafizh Ibnu Hajar memberinya predikat tsiqah hafizh (At-Taqrib, 224, no. 8816).
  • Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi adalah nama yang pertama kali kita lihat dalam Shahih Al-Bukhari karena merupakan gurunya yang meriwayatkan hadits pertama yaitu hadits tentang niat. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutnya tsiqah. Hafizh merupakan murid Ibnu Uyainah terbaik bahkan Al-Hakim mengatakan bahwa Al-Bukhari kalau sudah mendapatkan hadits dari Al-Humaidi maka dia tidak lagi memeriksanya ke orang lain (At-Taqrib 1/330, no. 3676).
  • Sufyan bin Uyainah seorang hafizh alim yang sangat terkenal tak perlu dibahas lagi.

Betapa lancang dan tololnya si pemalsu hadits tersebut, bahkan dia berani sambil berteriak memalsukan hadits dengan mengatasnamakan Sufyan bin Uyainah yang ketika itu sedang duduk bersama murid-muridnya. Ada kemungkinan dia tidak mengenal Sufyan bin Uyainah sehingga dia tidak sadar kalau orang yang dia palsukan itu ternyata ada di dekatnya.

 Oleh : Ustaz Anshari Taslim, Lc