Tuduhan pelecehan seksual untuk menghancurkan ulama

Tuduhan pelecehan seksual untuk menghancurkan ulama


Ketika saya masih berada di Madrasah Tsanawiyyah (setingkat SMP) Al-Ishlah Parit Wak Paik, Segedong di awal tahun 90-an ada kejadian yang menimpa salah seorang guru kami serta beberapa guru di MTs lain. Waktu itu sedang diadakan kegiatan kemah bersama antar Pramuka masing-masing MTs dan SMP se-wilayah Segedong Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat. 

Di malam terakhir perkemahan ada seorang siswi warga keturunan mendadak pingsan. Selanjutnya saya lupa kejadian persisnya karena saya sendiri tidak ikut dalam acara itu. Yang jelas, siswi ini mengaku bahwa dirinya telah diperkosa oleh tiga (3) orang guru dan guru yang dituduh itu semuanya adalah guru agama di MTs. Salah satunya adalah guru saya dan dua lagi dari MTs lain. Namun tak satupun guru SMP yang dituduh.

Dia bahkan sempat membuat laporan ke polisi. Merasa difitnah ketiga guru ini tidak terima. Singkat cerita timbul kemarahan dari masyarakat sekitar apalagi yang menuduh ini adalah warga keturunan. Bahkan sudah ada isu elemen masyarakat Segedong yang berkembang waktu itu sudah berencana membakar pasar dan membuat kerusuhan karena memang seratus persen yang punya toko di pasar adalah warga keturunan. Namun hal ini tidak terjadi setelah akhirnya berhasil didamaikan oleh tokoh setempat dan keluarga si gadis ini juga akhirnya meninggalkan kampung tersebut dan pergi entah kemana.

Usut punya usut sang gadis penuduh ini ternyata telah hamil. Menurut pengakuannya sih hamil karena diperkosa. Tapi dasar culun mana ada baru sebulan memperkosa sudah keliatan hamil. Dan akhirnya terungkap bahwa sebenarnya dia telah hamil sebelumnya oleh pacarnya.

Saya teringat kasus ini dengan adanya isu dan pemberitaan yang marak akhir-akhir ini terutama di infotainment. Mungkin semua kita sudah tahu isu ini kecuali yang memang tidak mengikuti perkembangan. Cukup memprihatinkan, ketika seorang ustaz besar menjadi bulan-bulanan tuduhan oleh seorang penyanyi. Memang, ustaz juga manusia bisa saja tuduhan itu benar. Akan tetapi kewajiban kita sebagai sesama muslim hendaknya lebih mengedepankan husnuzhan apalagi menghadapi berita dari orang fasik. Bagaimana tidak fasik bila profesinya adalah penyanyi yang membuka aurat dan pernah menjadi pecandu narkoba?!

Kalau sekiranya benar lalu apa pula motivnya menyuruh orang minta maaf di hadapan publik. Tentu ini adalah pembunuhan karakter. Mengapa tidak langsung saja dilaporkan ke pihak berwajib dan biarlah beritanya tersebar dari kantor penyidik daripada mengundang para kuli tinta untuk menyebarkan luka yang katanya sudah sembilan tahun menganga?

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala melindungi para ulama, yang kalaupun bersalah mudah-mudahan bisa segera memperbaiki kesalahan tersebut. Godaan nafsu bisa menimpa siapa saja, makanya kejahatan itu terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya tapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah! Waspadalah! (kata Bang Napi).

Menuntut orang minta maaf di depan publik, apa tujuannya? Menamatkan karir sang kiyai? Bisa jadi, lalu setelah itu si wanita penuduh ini akan mendapat keuntungan apa? Memang sepertinya namanya menjadi naik setelah kasus ini dan memang budaya informasi di Indonesia adalah lebih membela hal-hal yang dianggap tabu dalam norma. Sehingga pelaku dosa yang nyata tak jarang mendapat simpati di hati massa. Memang ini sungguh TERLALU (kata bang Haji).

Diambil dari tulisan Ustaz Anshari Taslim, Lc. Tertanggal 22 Oktober 2010).