Allah tahu kapan kita harus menang

Allah tahu kapan kita harus menang


Musuh menang kadang sebabnya karena kondisi kita belum memenuhi syarat untuk diberikan tamkin (kekuasaan). Maka, kita perlu melakukan muhasabah dan menghilangkan sebab Allah Ta'ala berpaling dari kita. Imam Ibnul Qoyyim mengingatkan:

لا تقل إن العدو غلب و لكن الحافظ أعرض
"Jangan kamu katakan sesungguhnya musuh telah menang namun (yang sebenarnya) Tuhan Yang Maha Menjaga telah berpaling."

Kadangkala musuh menang karena kelemahan kita dalam takhthith (perencanaan) dan kegagalan kita dalam mentanzhim (mengorganisir) barisan. Sementara musuh justru hebat pada dua hal itu. Ali bin Abi Tholib memperingatkan:

الحق بلا نظام يغلبه الباطل بنظام
"Kebenaran yang tidak diorganisir akan dikalahkan kebathilan yang diorganisir."

Saat musuh menang bukan berarti kebathilan sangat kuat. Pandangan itu salah. Al-Qur'an justru menyebut kebathilan itu rapuh. Innal baathila kaana zahuuqo.

Musuh bisa kuasa tentu atas kehendak Allah Ta'ala. Namun, bukan berarti Allah Ta'ala menyukai dan meridhoi mereka. Allah Ta'ala berikan kekuasaan buat sebuah tujuan dan hikmah tertentu. Karena itu, kita harus membedakan antara kehendak dengan cinta dan ridho Allah. Allah Ta'ala ciptakan iblis, Firaun, Qorun, Haman dan sejenisnya atas kehendaknya tetapi Allah Ta'ala tidak mencintai dan meridhoi mereka. Dia juga melarang manusia mengikuti dan mendukung mereka. Supaya diketahui mana orang yang taat pada perintah dan larang dan mana orang melanggar perintah dan larang.

Nah, ketika kita menemukan kondisi musuh berkuasa pada periode masa tertentu jangan sekali-kali buruk sangka pada Allah Ta'ala. Kita harus tetap yakin dengan janji-Nya. Dan Allah tak pernah menyalahi janji-Nya. Imam Ishaq bin Rohuyah berkata:

لا يهولنكم الباطل فإن للباطل جولة ثم يتلاشى
"Janganlah kebathilan membuat kamu down karena kabthilan memiliki perjalanan (menang) kemudian menjadi hancur."

Kaum jahmiyyah di masa Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkuasa. Khilafah dikuasai mereka. Bertahun-tahun para muhadditsin dan fuqoha menghadapi masa tribulasi. Tetapi masa itu pun berlalu. Jahmiyyah akhirnya hancur. Mereka dihinakan. Dan muhadditsin serta fuqoha kembali dimuliakan.

Oleh :Ustaz Hafidin Achmad Luthfi, Lc