Apa Untungnya Menikah Di depan Kabah ?
Pernikahan Ustaz Anshari Taslim. Lc
Di pertengahan tahun 90-an (saya lupa persisnya) media infotainment dihebohkan dengan sebuah pernikahan yang cukup sensasional dari pasangan artis dimana pasangan wanitanya usianya lebih tua cukup jauh dari pasangan prianya. Tak hanya itu, yang lebih membuat sensasi adalah ketika pasangan yang memang sudah lama menjadi sejoli ini melangsungkan pernikahan di depan Ka’bah. Sambutan penggemarpun luar biasa.
Sepulang dari tanah air bukan main kemesraan yang mereka umbar di depan para kuli tinta yang kemudian menyampaikannya kepada para pemirsa se-Indonesia. Orang-orang banyak terpesona melihat betapa serasinya pasangan sejoli ini, membuat mereka yang belum menikah berpikir, ”Kapan ya aku bisa seperti mereka”.
Beberapa tahun setelah mereka menikah tak juga dikarunia belahan jiwa, sampai akhirnya mereka dikabarkan berpisah. Ya, mereka benar-benar berpisah dan tak berapa lama setelah itu mereka mendapatkan pasangan masing-masing. Kalau saya tidak salah si pria lebih dahulu mendapatkan tambatan hatinya dan kini sudah dikarunia anak, dan si wanita mendapatkan lelaki bule setahun kemudian dan kinipun mendapatkan seorang anak di usianya yang sudah lewat kepala empat.
Selain mereka ada pula pasangan artis lain yang juga membuat sensasi serupa dengan menuliskan nama mereka di Jabal Rahmah ketika mereka umrah bareng. Meski belum resmi sebagai suami istri tapi mereka sudah mengumbar kemesraan di tanah suci. Yang saya khawatirkan karena mereka publik figur banyak orang yang akan melakukan hal yang sama, yaitu mengajak pacarnya umrah bareng lalu melakukan takhayul yang sama dengan kedua pasangan ini.
Mereka kemudian menikah, tapi tak berapa lama kemudian berpisah, lalu rujuk lagi dan akhirnya berpisah hingga hari ini. Si pria lalu sempat gonta-ganti pasangan bahkan sempat berpacaran dengan anak sweet seventeen asal negeri jiran, namun belakangan hatinya berlabuh ke dermaga cinta gadis lokal. Sedangkan si wanita yang memang sepanjang karirnya paling banyak menuai kontroversi karena goyangan dan cara berpakaiannya yang ”kurang ajar” kini diisukan sudah menikah sirri dengan seorang artis juga, bahkan kabarnya kepergok berada di UGD sebuah rumah sakti. Ehm, kira-kira kenapa ya....?
Lalu apa hasilnya dari pernikahan di depan Ka’bah serta menulis nama pasangan di Jabal Rahmah? Semua itu memang mitos, tak ada keberkahan apapun dari kedua aksi itu selian takhayul yang menyesatkan akidah. Andai itu baik, tentu para ulama dan salafus shalih sudah berduyun-duyun menikah di depan Ka’bah, sehingga Masjid Al-Haram berubah menjadi gedung serba guna.
Bila memang bukan jodoh, biar kata akad nikahnya di dalam Ka’bah lalu bulan madu di Mekah-Madinah kemudian membangun kamar pribadi di bekas kamar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan Khadijah, tetap saja akan berpisah. Sehingga, bagi pasangan muda yang ingin menikah atau ingin menikah lagi, hendaknya menyadari bahwa faktor terpenting dari sebuah kerukunan rumah tangga adalah pemahaman semua pihak tentang apa dan bagaimana sebuah rumah tangga yang ideal. Tentu ada tuntunan dalam hal ini, ada tuntunan adat, ada tuntunan sekuler, ada pula tuntunan Islam.
Menurut tuntunan Islam (dan itulah yang benar dan terbaik bagi orang yang beriman) setiap pasangan hendaknya melandasi keinginan berumah tangga atas dasar takwa. Takwa adalah penyemangat di kala lelah, penyelamat di waktu susah, rem di saat melangkah dan petunjuk ketika kehilangan arah.
Takwa artinya takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang yang takut kepada Allah akan selalu bertindak berpatokan kepada tuntunan ilahi. Sebelum menikah tak kan mau berduaan dengan lawan jenis, karena pasti yang ketiganya adalah setan, sehingga tak akan terjadi pelecehan seksual terhadap pasangan. Setelah menikah pun takwa menjadi rem yang ampuh ketika hampir disesatkan oleh hawa nafsu.
Mau selingkuh takut masuk neraka, ingin menganiaya istri takut dosa, memprovokasi suami korupsi takut hartanya tidak berkah, dst. Orang yang bertakwa selalu meyakini bahwa apapun tindakannya akan dibalas oleh Allah. Bila dia melakukan kebaikan maka Allah Subhanahu wa Ta'ala juga akan membalasnya baik, dan bila dia melakukan keburukan maka buruk pula balasan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang ia terima.
Makanya, Al-Hasan Al-Bashri pernah memberi nasehat kepada seseorang, ”Nikahkan anak gadismu dengan pria bertakwa. Kalau dia ternyata mencintai anak gadismu dia akan memuliakannya, tapi bila tidak dia tak akan menyakitinya.” (Sumber: kitab ’Uyun Al-Akhbar, karya Ibnu Qutaibah).
Tak guna wajah tampan
Bila perilaku tak sopan
Jangan jadikan wajah sebagai ukuran
Ingat, tak semua batu mengkilap itu intan berlian.
Sebaliknya, kecantikan dan segala keindahan wanita juga bukan faktor bahagia. Banyak orang iri melihat istri seseorang yang cantik, tapi dia tak tahu bahwa si suami menderita batin siang dan malam akibat perangai buruk istrinya yang membuat tak tahan. Memang, waktu pacaran semua kekurangan tak akan tampak, kalaupun tampak akan banyak permakluman dari pasangan. Maklum, kasmaran membuat orang buta, buta hati kadang buta pula iman.
Makanya, benar sekali ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengatakan, ”Pilihlah berdasarkan agamanya, niscaya tanganmu akan berdebu (kamu beruntung).” Beliau juga pernah ditanya tentang wanita mana yang paling baik, beliau menjawab, “Yang membuat suaminya senang bila memandangnya, patuh pada perintahnya, dan tidak menyeleweng dalam hal dirinya dan harta suaminya menuju hal yang tidak disukai suaminya itu.” (HR. An-Nasa`i, no. 3228).
Enak dipandang belum tentu cantik lho, banyak pula wanita cantik yang tak enak dipandang. Wajahnya memancarkan aura kesombongan, mungkin karena dia merasa cantik, sehingga tiap mata yang memandang dianggap tertarik membuatnya Ge-eR setengah hidup. Kalau patokannya sudah mantap dari sisi agama, yakinlah bahwa kecantikan itu akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. sehingga istri yang menurut orang biasa-biasa saja, bisa jadi menurut suaminya bagai satu-satunya wanita di dunia.
Wah tulisan ini kalau diteruskan bisa jadi buku, maka saya cukupkan sampai di sini dahulu. Semoga ada terusannya (tergantung mood) dan semoga bermanfaat.
Oleh : Ustaz Anshari Taslim, Lc