Menjaga Keteguhan Iman

Menjaga Keteguhan Iman


Biarpun banyak ulama yang gugur, daiyah yang dipenjara, dan umat yang disakiti, Islam takkan mati.

Tapi jangan salah Islam tak jarang melewati masa-masa 'tamhish' (seleksi). Di masa itu banyak orang memusuhi Islam. Dakwah dipandang ancaman. Amar makruf nahi munkar dianggap kriminal. Para ulama dinistakan. Dan umat dizalimi hak-hak dan masa depannya.

Pada kondisi itu banyak orang yang tak tahan. Para 'mardhol qulub' (orang-orang yang hatinya sakit) langsung pindah haluan. Yang tersisa adalah 'ahlush shidq' (orang-orang yang benar kepada Allah, Islam dan umat).

Ahlush shidq memasuki masa: memegang teguh agama seperti memegang bara api. Matanya menangis melihat realitas. Hatinya tersayat-sayat melihat fenomena umat. Dalam situasi itu anda hanya perlu melaksanakan dua perintah Allah: bersabar dan bertakwa. Allah Ta'ala berfirman:

وإن تصبروا وتتقوا لا يضركم كيدهم شيئا

"Dan jika kamu bersabar dan bertakwa maka tipudaya mereka takkan bisa merugikan kamu sedikitpun."


Anda hanya perlu bersabar. Bersabar dalam hal apa? Tentu bersabar melaksanakan perintah, terus berdakwah, tetap melakukan amar makruf nahi munkar, dan membangun kekuatan umat.

Ingatlah, keluar dari kereta dakwah dan meninggalkan kafilah kebaikan, takkan merugikan siapa pun selain diri anda.


يا أيها الذين آمنوا عليكم أنفسكم لا يضركم من ضل إذا اهتديتم

"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjaga dirimu; (karena) orang yang sesat itu tidak akan membahayakan dirimu apabila kamu telah mendapat petunjuk."


Ibnu Abbas berkata:

إذا ما العبد أطاعني فيما أمرته به من الحلال والحرام فلا يضره من ضل بعده ، إذا عمل بما أمرته به

"Apabila manusia mentaati Aku pada hal-hal halal dan haram yang Aku perintahkan maka orang yang sesat setelah itu takkan membahayakan dirinya jika ia melaksanakan apa yang Aku perintahkan."


Said bin Al-Musayyab berkata:

إذا أمرت بالمعروف ونهيت عن المنكر ، فلا يضرك من ضل إذا اهتديت

" Apabila kamu memerintahkan kebaikan dan melarang kemunkaran, maka orang yang sesat takkan bisa membahayakan dirimu."


***

Oleh : Ustaz Hafidin Achmad Luthfie, Lc.