Ada apa dengan Ikhwanul Muslimin ? (Bag 1)

Ada apa dengan Ikhwanul Muslimin ? (Bag 1)


Kita bertanya ada apa dengan Ikhwanul Muslimin? Kenapa lembaga-lembaga keagamaan negara dan ulama-ulamanya belakangan berlomba mengkriminalisasi Ikhwanul Muslimin?

Apakah yang mereka takutkan dari Ikhwanul Muslimin?

Apakah Ikhwanul Muslimin adalah sebuah gerakan teror yang membunuhi manusia?

Apakah Ikhwanul Muslimin memberontak pada penguasa-penguasa?


Dan terakhir muncul fatwa dari Haiah Kibar Ulama Saudi yang menyatakan Ikhwanul Muslimin adalah gerakan teroris, menyimpang, memberontak kepada penguasa-penguasa, mengobarkan fitnah-fitnah, bersembunyi di balik agama, serta mempraktekkan kekerasan dan teror.


Gayung bersambut. Fatwa itu disambut baik penjajah zionis Israel.

يسعدنا نحن في إسرائيل، أن نرى هذا المنهج المناهض لاستغلال الدين للتحريض والفتنة

"Kami di Israel merasa bahagia melihat manhaj (Haiah Kibar Ulama) ini yang menentang eksploitasi agama untuk melakukan provokasi dan menciptakan fitnah."

https://www.aa.com.tr/…/%d8%a5%d8%b3%d8%b1%d8%a7%d8…/2044337

***

Selama setengah abad lebih sebelum sekarang tak ada negara, lembaga keagamaan, dan ulama Islam yang menghukum Ikhwanul Muslimin dengan hukum yang zalim, brutal, serta tak sesuai kenyataan seperti belakangan.


Raja Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi Arabia modern, punya hubungan yang baik dengan Syaikh Hasan Al-Banna. Keduanya sering melakukan murosalat dan mukatabat.


Tahun 1934 Raja Abdul Aziz pernah diserang ketika berada di Masjidil Haram. Sang raja berkat kuasa Allah Ta'ala berhasil selamat dari upaya percobaan pembunuhan.


Dan Ikhwanul Muslimin secara resmi, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Hasan Al-Banna dalam Mudzakkiroh Ad-Da'wah Wa Ad-Daa'iyah, mengecam dan mengutuk keras percobaan pembunuhan itu. Dan mengucapkan selamat pada raja atas kesehatan dan keselamatannya.


Dalam beberapa kesempatan haji dari tahun 1936 sampai 1946 Syaikh Hasan Al-Banna termasuk tokoh Dunia Islam yang diberikan kesempatan ceramah di acara Muktamar Umat Islam yang diinisiasi Raja Abdul Aziz rohimahullah.


Siasat Raja Abdul Aziz uang merangkul semua ulama dan pemimpin Islam di semua Dunia Islam dilanjutkan putera-puteranya. Raja Faishal rohimahullah bersaksi bahwa Ikhwanul Muslimin adalah para pahlawan Islam yang berjihad di jalan Allah Ta'ala dengan harta dan jiwa mereka.


Buku-buku Sayyid Abul A'la Al-Maududi, Syaikh Hasan Al-Banna, dan Asy-Syahid Sayyid Quthub dicetak secara resmi oleh kerajaan.

***

Para ulama salafi pada zaman itu juga tak ada yang menghukum Ikhwanul Muslimin sebagaimana dilakukan Haiah Kibar Ulama sekarang.


Di zaman itu terkenal nama-nama ulama salafi kelas dunia seperti: Syaikh Muhibbuddin Al-Khothib, Syaikh Muhammad Rosyid Ridho, Syaikh Muhammad Al-Basyir Al-Ibrohimi, Syaikh Muhammad Al-Khidhir Husain dan banyak lagi.


Anehnya tak ada satu pun yang menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai khowarij, sesat, menyimpang, teroris dan berbagai istilah Amn Daulah.


Syaikh Hasan Al-Banna justru punya hubungan sangat dekat dan erat sama pemuka gerakan salafi Mesir. Beliau sering bertandang di Maktabah Salafiyyah yang merupakan kantornya Syaikh Muhibbuddin Al-Khothib.


Pun demikian dengan Syaikh Muhammad Rosyid Ridho. Syaikh Hasan Al-Banna juga punya hubungan sangat kuat. Beliau termasuk awak redaksi Majalah Al-Manar. Dan sering menulis di dalamnya.


Hubungan Syaikh Hasan Al-Banna dengan Syaikh Muhammad Al-Basyir Al-Ibrohimi juga kuat dan erat. Ulama salafi yang jadi presiden Organisasi Ulama Aljazair (Jam'iyyah Al-Ulamaa` Al-Jazaairiyyiin) menjadi korespondensi koran punya Ikhwanul Muslimin. Bahkan Ikhwanul Muslimin menjadi tulang punggung perjuangan memerdekakan Aljazair dari penjajah Prancis di bawah kepemimpinan Syaikh Al-Ibrohimi.

***

Apakah Raja Abdul Aziz, Raja Faishal dan raja-raja penerusnya bodoh tentang Ikhwanul Muslimin? Mungkinkah selama 60 tahun kebodohan itu menimpa raja-raja Kerajaan Saudi Arabia? Apakah mufti-mufti dan ulama-ulama Saudi selama puluhan tahun juga bodoh tentang Ikhwanul Muslimin?


Dan atau apakah mufti Saudi Arabia dari zaman Syaikh Muhammad bin Ibrahim hingga Syaikh Abdul Aziz bin Baz beserta ulama-ulama di masa keduanya menyembunyikan hakikat Ikhwanul Muslimin kepada umat?


Memilih antara dua pertanyaan itu jawabannya sama-sama pahit.


Memilih pertanyaan pertama berkonsekuensi mentajhil umat. Maka, selama 60 tahun Dunia Islam kosong dari sebuah kebenaran. Dan tak ada pihak, kelompok dan individu yang menegakkan kebenaran. Umat Islam di Jazirah Arabia, Syam, Mesir, Maghrib, Anak Benua India, Bumi Bangsa Melayu dan lain-lain semua dalam kondisi jahil tentang hakikat Ikhwanul Muslimin.


Memilih kedua berkonsekuensi menuduh para ulama telah khianat kepada Allah Ta'ala dan rosul-Nya. Karena mereka telah menyembunyikan ilmu dan meninggalkan waajibul bayaan (kewajiban menjelaskan kebenaran).

***

(Bersambung)

Oleh : Ustaz Hafidin Achmad Luthfie, Lc

___________________________________________

Tags :

ikhwanul muslimin rumaysho

ciri-ciri ikhwanul muslimin

kenapa ikhwanul muslimin dilarang

perpecahan ikhwanul muslimin

ikhwanul muslimin teroris

ikhwanul muslimin dan hti

ikhwanul muslimin turki

pertanyaan tentang ikhwanul muslimin

Ustadz Hafidin Achmad Luthfie