Memahami Kalimat Sayyid Qutb
Aqidah Ustaz Hafidin Achmad Luthfie LcSaya telah membaca banyak adabiyyat atau karya tulis ulama, daiyah dan pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimin. Yang saya baca bukan hanya yang berasal dari Mesir. Tapi juga dari Irak, Syria, Jordania, Kuwait, Yaman, Sudan dan lain sebagainya. Saya tak temukan satu pun yang mengajak mengkafirkan ulama, pemimpin, dan masyarakat. Juga saya tak menemukan ajakan memusuhi masyarakat dan melakukan kekerasan.
Kebanyakan tuduhan itu dialamatkan kepada Al-Adib Al-Mufassir Asy-Syahid Sayyid Quthub. Entah sudah berapa kitab-kitab ilmiah yang ditulis dengan riset mendalam buat meneliti dan mengkaji karya Sayyid Quthub. Semuanya menyimpulkan bahwa tak ada dalam pikiran Sayyid Quthub yang mengkafirkan individu, pemimpin dan masyarakat. Bahkan salah satu disertasi tentang Tafsir Fii Zhilaal Al-Quran pernah diujikan di Universitas Imam Muhammad bin Saud. Didalamnya dibahas secara dalam pikiran dan pandangan Sayyid Quthub.
Entahlah ulama-ulama kibar sekarang itu telah membaca kitab-kitab Sayyid Quthub ataukah tidak. Kalau tak membaca maka berarti mereka telah bicara tanpa ilmu dan melakukan kezaliman. Kalau mereka membaca kemudian menyembunyikan hakikat dan berkata tidak adil maka ancamannya sangat keras.
Al-Adib Al-Mufassir Asy-Syahid Sayyid Quthub banyakan mengunakan istilah tertentu. Kata rububiyyah dan uluhiyyah makna dan madlulnya di sisi Sayyid Quthub berbeda dengan yang dipahami Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Namun bukan berarti karena berbeda lantas Sayyid Quthub menjadi salah. Simpulan demikian tentu keliru. Secara pemaknaan keduanya memberikan tafsir berbeda. Namun secara subtansial keduanya sama. Khilaf keduanya sebatas khilaf lafzhi tapi hakikat, subtansi dan konsekuensinya sama.
Syaikh Abdul Fattah Al-Kholidi sudah membahas masalah itu dalam disertasi yang diujikan di Universitas Imam Muhammad bin Saud. Dan beliau bawakan syahid dari ucapan Imam Ath-Thobari yang menguatkan pandangan Sayyid Quthub.
Bisa juga ditambahkan ucapan Imam Ibnu Athiyyah dalam tafsirnya yang juga mendukung Sayyid Quthub. Asy-Syahid sering menyebut kata jahiliyah. Jahiliyah yang ia maksudkan sudah tentu adalah jahiliyah muqoyyadah bukan jahiliyah muthlaqoh. Pembagian jahiliyah menjadi dua: muthlaqoh dan muqoyyadah adalah ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya Iqtodho` Ash-Shiroth Al-Mustaqim.
Ulama-ulama Al-Ikhwan Al-Muslimin membaca kitab itu. Buktinya Syaikh Muhammad Quthub menukil kalam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah itu dalam beberapa kitabnya, diantaranya Manhaj Kitaabah At-Taariikh Al-Islaami. Sebagai istilah Al-Quran kata jahiliyah harus dipahami sesuai dengan maksud Al-Quran.
Dalam Al-Quran istilah jahiliyah digunakan buat menyebut:
- Orang atau kaum yang jahil tentang hakikat uluhiyyah [QS. Al-A'rof: 138],
- Kaum yang tidak bertahkim dengan syariat [QS. Al-Maidah: 50],
- Orang atau kaum yang berperilaku hedonis [QS. Al-Ahzab: 33],
- Orang atau kaum yang punya pikiran dan sangkaan buruk kepada Allah Ta'ala [QS. Ali Imran ayat 154] dan
- Orang atau kaum yang fanatik kepada keluarga, suku, dan ketua-ketua sehingga meninggalkan kebenaran dan keadilan [QS. Al-Fath: 26].
Sayyid Quthub ketika ditanya langsung mengenai apakah maksud jahiliyah dalam kitab-kitabnya? Beliau menjawab bahwa jahiliyah adalah kondisi ketika masyarakat tidak berhukum dengan syariat. Saya jelaskan bahwa masyarakat itu tidak bertahkim pada syariat baik dalam akidah, hukum, suluk dan minhajul hayat. Apakah Sayyid Quthub salah? Tidak. Justru pemahaman Sayyid Quthub benar. Dan itulah ajaran Al-Quran.
Berkali-kali Asy-Syahid Sayyid Quthub membantah bahwa ucapannya itu tidak dimaksudkan buat mengkafirkan orang atau masyarakat. Pengakuan Sayyid Quthub adalah final. Sedang simpulan dan tuduhan orang yang sebaliknya adalah kezaliman dan kengawuran.
Lho, bukankah itu ulama kibar yang mengatakan? Saya tak pungkiri itu. Namun bukan berarti mereka faqih dalam semua disiplin ilmu, bidang dan masalah. Secara adab harusnya mereka bertanya kepada orang yang lebih paham tentang kitab-kitab Sayyid Quthub.
Lihatlah Syaikh Allamah Bakar Abu Zaid rohimahullah telah mengkaji kitab-kitab Sayyid Quthub. Allamah Bakar Abu Zaid telah maklum ilmunya dalam banyak bidang. Ia digelari "Ibnul Qoyyim Kontemporer". Dan beliau telah membantah Robi bin Hadi Al-Madkholi serta para pengikutnya.
Asy-Syahid Sayyid Quthub ketika dihukum mati semua Dunia Islam berduka. Di mana-mana dilakukan sholat ghaib. Termasuk di Masjidil Harom dengan imamnya sendiri Syaikh Allamah Abdul Aziz bin Baz rohimahullah.
Tentang Jamaah Al-Ikhwan Al-Muslimin Lajnah Daimiah yang berisi ulama kibar Saudi Arabia yang diketuai Allamah Abdul Aziz bin Baz dalam fatwa resminya telah menegaskan bahwa IM adalah termasuk jamaah yang paling dekat dengan kebenaran.
Teks fatwa:
Pertanyaan: Di Dunia Islam sekarang banyak kelompok-kelompok dan metode-merode shufiyyah, seperti Jamah At-Tabligh, Al-Ikhwan Al-Muslimin, As-Sanusiyyah, dan syiah. Siapakah jamaah yang mempraktekkan kitabullah dan sunnah rosul-Nya SAW?
Jawab: Jamaah-jamaah Islam yang paling dekat pada kebenaran dan paling antusias melaksanakannya adalah: Jamaah Ahlussunnah yaitu Ahlul hadits dan Jamaah Anshor Sunnah, kemudian Al-Ikhwan Al-Muslimin.
Fatwa itu ditandatangani Syaikh Allamah Bin Baz, Syaikh Allamah Abdurrozzaq Afifi, Syaikh Allamah Abdullah bin Qu'ud dan Syaikh Allamah Abdullah bin Ghudayyan.
Mana Yang lebih senior dan alim serta lebih pengalaman dalam dakwah: ulama kibar dulu atau kibar sekarang? Semua orang pasti sepakat mengatakan yang dulu lebih alim, lebih faqih, serta takwa kepada Allah Ta'ala.
***
Oleh : Ustaz Hafidin Achmad Luthfie, Lc
________________________________________________
Tags :
pemikiran sayyid qutb pdf
kata-kata sayyid qutb
sayyid quthb sesat
sejarah sayyid qutb
perkataan sayyid qutb
buku sayyid qutb pdf
biografi sayyid qutb
kisah cinta sayyid qutb