Pelajaran dibalik kematian para ulama
Berita Islam Dakwah Ustaz Dr Muhammad Arifin BadriUlama' meninggal dunia? biasa saja, yang luar biasa itu kalau ....
Mengapa biasa saja? , karena mereka manusia biasa yang pasti meninggal. Yang luar biasa itu bila anda menjadi penerus tongkat estafet mereka, bukan sekedar gaduh di medsos atau lainnya. Hari ini, di beranda saya, grup medsos, dan lainnya dibanjiri berita dan berbagai hal terkait wafatnya Syeikh Ali Hasan Al Halaby rahimahullah dan lainnya.
Perkenankan saya bertanya kepada anda, apa yang anda dapat atau harapkan dari membicarakan kematian beliau dan juga menceritakan peruangan beliau?. Barang kali anda berkata, untuk mengenang jasanya, dan mengobarkan semangat masyarakat untuk meneladani perjuangannya.
Betapa indahnya tujuan anda kawan.
Namun, izinkan saya kembali bertanya: bila ternyata hingga saat ini, dan mungkin juga besok atau seterusnya anda tak kunjung duduk melipat kaki alias bersimpuh di hadapan ulama' ulama' yang masih hidup, tidak pula segera "melahap" karya karya mereka" untuk nyeruput ilmu yang mereka wariskan, maka siapakah yang sebenarnya anda harapkan agar meneladani perjuangan beliau?
Bisa saja anda berkata: bukan saya, tapi orang lain, karena saya sibuk, ndak mampu, atau alasan lainnya. Heem, Jangan jangan oang lain juga berpikiran sama, orang lain saja yang menuntut ilmu, kalau saya cukup menjadi penggembira saja.
Kawan; coba bandingkan sikap anda hari ini dengan sikap sahabat Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia. Sahabat Ibnu Abbas segera mengajak kawan karibnya dengan berkata, yuk kita bergegas menuntut ilmu dan bertanya kepada para sahabat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, selagi mereka masih banyak di tengah kita.
Sepontan kawan tersebut berkata: sungguh aneh engkau ini wahai Ibnu Abbas. Apa engkau kira bahwa masyarakat akan membutuhkan ilmumu, sedangkan di tengah masyarakat masih terdapat sahabat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti yang engkau ketahui sendiri.
Ibnu Abbas tidak menggubrik ucapan kawannya itu, dan beliau segera mengikuti satu persatu sahabat sahabat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bercerita, kadang kala aku mendatangi seorang sahabat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam guna menanyakan satu hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sampai kepadaku, namun aku dapatkan beliau sedang istirahat siang. Sambil menunggu beliau terjaga dari istirahatnya, maka aku menunggunya sambil berebahan di depan pintu rumahnya, berbantalkan selendangku. sehingga wajahku diterpa angin berdebu.
Ketika sahabat itu terjaga dari istirahatnya dan keluar dari rumah, maka ia begitu terkejut mendapatiku berbaring di depan rumahnya. Ia berkata: Wahai saudara sepupu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ada apa dengan dirimu?
Sahabat Ibnu Abbas menjawab: untuk menanyakan satu hadits yang sampai kepadaku, dan hadits itu engkaulah yang meriwayatkannya dari Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku ingin mendengarnya langsung darimu.
Sahabat itu berkata: Tidakkah engkau mengirim utusan kepadaku, niscaya aku akan mendatangimu? Sahabat Ibnu Abbas menjawab: AKULAH YANG LEBIH PANTAS UNTUK MENDATANGIMU.
Tidak selang berapa lama, kawanku yang semula aku ajak untuk menimba ilmu, sering mengamatiku yang sedang dikerumuni oleh banyak orang yang bertanya ilmu kepadaku, karena mayoritas sahabat senior Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah tiada.
Kala itu, kawanku itu menyesali sikapnya dan berkata: Ternyata keputusanmu untuk menimba ilmu dari para sahabat, terbukti lebih benar dibandingkan sikapku. (At Thabrani)
Kawan! apakah anda saat ini sedang meneladani sahabat Ibnu Abbas, atau termasuk pengikut lelaki yang menyesali kemalasannya di atas.
Kawan, segera ambil keputusan dan campakkan jauh jauh kemalasan, karena siapapun ulama' yang ada saat ini, akan segera meninggalkan anda, sehingga anda harus terpacu untuk mengambil tongkat estafet yang akan segera mereka serahkan kepada anda sebagai penerus mereka.
Tags :kata-kata untuk ulama yang meninggalhadits tentang matinya ulama matinya alamمن لم يحزن بموت العالم فهو منافقbanyak ulama yang meninggal dunia adalah salah satu tanda kiamatbarangsiapa yang tidak bersedih atas meninggalnya ulamadoa untuk ulama yang meninggalulama banyak yang meninggalموت العالم موت العالم