Sedang dihukum berat tapi tidak merasa

Sedang dihukum berat tapi tidak merasa

 



Imam Ibnul Jauzi rohimahullah berkata:

المعصية بعد المعصية عقاب المعصية ، والحسنة بعد الحسنة ثواب الحسنة.

وربما كان العقاب معنوياً ، كما قال بعض أحبار بني إسرائيل : يارب كم أعصيك ولا تعاقبني ؟

فقيل له:كم أعاقبك وأنت لا تدري ، أليس قد حرمتُكَ حلاوة مُناجَاتي ؟


Berbuat maksiat setelah melakukan kemaksiatan adalah hukuman atas kemaksiatan.

Berbuat baik setelah melakukan kebaikan adalah pahala bagi kebaikan.

Adakalanya hukuman itu bersifat maknawi, sebagaimana para rahib dari Bani Israil berkata: Wahai Robb-ku, betapa banyak aku bermaksiat pada-Mu tapi Engkau tak menghukumku?

Maka dikatakan padanya: Betapa sering Aku menghukum dirimu tapi kamu tidak tahu. Bukankah Aku telah mengharamkan kamu mendapatkan kelezatan munajat pada-ku?


Teks itu saya nukil dari halamannya Syaikh Dr. Ali Ash-Shollabi hafizhohullah. Ucapan Imam Ibnul Jauzi tersebut patut jadi renungan buat kita terutama saya.


Mungkin susahnya kita melakukan ibadah dan kebaikan adalah sebuah hukuman. Tapi kita tak pernah menyadarinya. Mungkin malasnya kita tilawah dan zikir adalah sebuah hukuman. Tapi kita tak pernah merasa.


Mungkin sulitnya kita bangun malam adalah sebuah hukuman. Tapi kita biasa saja. Kita menganggapnya wajar karena ngantuk dan lelah. Dan mungkin juga kita tak belajar ilmu, tak berdakwah dan tak berjihad juga merupakan sebuah hukuman. Tapi kita justru menikmati hukuman itu.

***

Oleh : Ustaz Hafidin Achmad Luthfie, Lc

______________________________________

Tags :

Nasehat Ibnul Jauzi

Ustadz Hafidini Achmad Luthfie

Hukuman yang melalaikan

Tak merasa sedang dihukum

hukuman berat namun tidak sadar

dihukum Allah tapi tidak sadar