Hukum mengucapkan hari raya agama lain

Hukum mengucapkan hari raya agama lain


Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah memperingati hari kelahiran Nabi Isa Alaihis Salam. Pun, Nabi Shallalahu Alaihi Wassalam tidak pernah mengucapkan selamat natal kepada kaum nashrani. Walaupun sebatas mujamalah diplomasi internasional. Padahal di sekeliling Jazirah Arobiyyah ada kerajaan-kerajaan nashrani. Di Yaman, Iraq, Syam, dan Mesir banyak hidup kaum nashrani. Bahkan di Jazirah Arobiyyah sendiri dijumpai minoritas nashrani.


Justru Al-Qur`an tegas memerintahkan kepada Nabi Shallalahu Alaihi Wassalam agar mengatakan:

"Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlash: 1-4)


Nabi Shallalahu Alaihi Wassalam juga diperintahkan menyeru ahlul kitab agar mereka mentauhidkan Allah Ta'ala dan beribadah pada-Nya saja serta melarang mereka melakukan kesyirikan.


Dan telah maklum kesyirikan yang dilakukan kaum nashrani adalah menyakini Nabi Isa Alaihis Salam sebagai anak Allah serta menjadikan para rahib sebagai "arbab" selain Allah Ta'ala.

"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak beribadah kecuali kepada Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An-Nisaa`: 64)


Nabi Isa AS sendiri ketika kecil yang pertama diucapkannya adalah penegasannya sebagai hamba Allah Ta'ala.

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا

"Berkata (Isa): "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi." (QS. Maryam: 30)


Imam Al-Qurthubi rh berkata:

قيل: كان عيسى عليه السلام يرضع، فلما سمع كلامهم ترك الرضاعة وأقبل عليهم بوجهه، واتكأ على يساره، وأشار إليهم بسبابته اليمنى، وقال إني عبد الله، فكان أول ما نطق به الإعتراف بعبوديته لله تعالى وربوبيته، ردا على من غلا من بعده في شأنه

"Dikatakan: Adalah Isa AS tengah menetek. Ketika ia mendengar ucapan kaum yahudi (kepada ibunya) ia meninggalkan menetek dan menghadapkan wajahnya pada mereka. Ia bertopang dengan tangan kirinya dan berisyarat dengan jari telunjuk tangan kanannya seraya berkata: "Sesungguhnya aku adalah hamba Allah." Maka, kalimat yang pertama diucapkannya ialah pengakuan tentang 'ubudiyyahnya kepada Allah Ta'ala dan rububiyyah-Nya. Hal tersebut sebagai bantahan atas orang-orang yang ghuluw pada dirinya sepeninggalnya." (Al-Jaami' li Ahkaam Al-Qur`aan: juz 11 hal. 29)


Al-Hafizh Ibnu Katsir rh berkata:

{إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ} أول شيء تكلم به أن نزه جناب ربه تعالى وبرأ الله عن الولد، وأثبت لنفسه العبودية لربه

"(Sesungguhnya aku ini hamba Allah) adalah ucapan yang pertama kali diucapkan Nabi Isa. Ia bermaksud menyucikan kehormatan Robb-nya Yang Maha Tinggi dan membersihkan Allah dari memiliki anak. Dan ia menegaskan ubudiyyah dirinya kepada Robb-nya. (Tafsir Al-Qur`an Al-'Azhiim: juz 5 hal. 222)


Tentang haramnya mengucapkan selamat natal adalah hukum yang disepakati semua imam mazhab. Sampai Imam Ibnul Qoyyim mengatakan:

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق

"Adapun mengucapkan selamat (tahni`ah) atas syiar-syiar kekufuran yang menjadi ciri khas mereka hukumnya haram menurut kesepakatan para ulama."


Dan jangan terpedaya dengan fatwa segelintir orang-orang kontemporer yang membolehkan mengucapkan selamat natal. Karena fatwa mereka keliru dan menyalahi semua mazhab fiqh.


Pun, apa yang dilakukan menteri agama tak mewakili ajaran Islam, ulama Islam, dan umat di Indonesia. Ia hanya mewakili dirinya sendiri dan ...

***

Oleh : Ustaz Hafidin Achmad Luthfie, Lc

___________________________________________

Tags : 

hukum mengucapkan selamat natal menurut al qur'an 

dalil larangan mengucapkan selamat natal 

hukum mengucapkan selamat natal  

pernahkah rasulullah mengucapkan selamat natal 

cara mengucapkan natal dalam islam 

alasan tidak boleh mengucapkan selamat natal 

hukum islam tentang mengucapkan selamat hari raya agama lain 

bolehkah mengucapkan selamat natal