Tadabbur ayat romantis
Al-Qur'an Tafsir Ustaz Anshari Taslim. LcTadabbur kali ini agak baper dikit dan ada romantis tingkat mulia nan agung karena diabadikan dalam Al-Qur`an.
Dia berlari menuju Madyan, dalam keadaan takut karena kuatir dikejar orang akibat dia telah menyebabkan kematian seseorang di sana meski dia tidak bersalah. Sesampainya di negeri yang dia tuju dia lihat kehidupan, orang-orang pada berkerumun di sumur memberi minum ternak mereka.
Lega, karena sudah ada kehidupan sementara perut lapar tak terhingga, berlari ribuan kilometer menempuh pada pasir antara Mesir ke wilayah yang sekarang jadi perbatasan Arab Saudi dengan Yordania.
Tapi tiba-tiba matanya tertumbuk ke dua orang wanita yg malah menghalau kambing mereka biar jangan dulu ke sumur itu. Lho, kenapa dengan mereka berdua, orang lain pada memberi minum kambingnya kok mereka malah menghalau kambingnya jangan ke sumur itu.
Feeling kelelakian yang tak bisa melihat ada wanita yang terlihat butuh bantuan pun beraksi. "Ada apa dengan kalian?" Tanyanya.
Mereka pun menjawab dengan penuh prihatin:
لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ
Saya pun ketika membaca ayat ini mata berkaca membayangkan perjuangan kedua anak gadis ini dan keadaan ayah mereka.
Sungguh jawaban ini makin membuat gelora ingin menolong yang merupakan fitrah setiap insan dan naluri setiap pria (bukan dalam arti negatif, tapi memang itulah fitrah) makin membara.
Dua wanita muda, terpaksa turun mengembala kambing, karena bapak mereka sudah tua dan renta tak lagi bisa kuat mengembala. Semoga Allah memberkahi yang hanya memiliki anak perempuan tanpa ada anak lelaki yang kuat tenaga. Mereka hanya berharap sisa tumpahan bekas minum kambing orang, itulah yang mereka minumkan kambing mereka. Yah tentu ngga cukup dong, bisa kurus lama-lama kambing mereka.
Kenapa mereka hanya bisa mengambil sisa minuman orang dan tak mampu menimba ke sumur? Ternyata ada batu besar penutup sumur yang hanya bisa diangkat 10 orang pria dewasa.
Tapi dia mampu mengangkat batu itu sendirian. Wow kebayang bagaimana kedua gadis yang ditolongnya tadi mungkin melongo melihat kekuatan orang asing yang mungikn satu-satunya peduli keadaan mereka saat itu.
Sudah peduli kuat lagi bahkan kalau sekarang ala superman, mengangkat sendirian batu yang biasanya hanya mampu diangkat 10 orang. Secara umum pasti perasaan pun tak menentu dan itu masih dalam koridor fitrah yang suci.
Setelah selesai kedua gadis ini langsung pulang dengan cepat dan tentunya masih menyimpan perasaan tak menentu sebagaimana layaknya gadis ketemu pria asing yang PEDULI pada mereka dan kekuatannya luar biasa. Jantan banget dah.
Melihat mereka pergi diapun hanya bisa besandar di bawah pohon berdaun hijau nan lebat sambil mengucap lirih:
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
(Sengaja saya tidak terjemahkan supaya yang mau ikut tadabbur ambil mushaf terjemahannya dan makin dekat dengan Al-Qur`an)
Para ahli tafsir seperti yang ada dalam tafsir Ath-Thabari mengatakan dia hanya butuh makan karena berhari-hari kelaparan, dia minta kepada Allah, ya Allah, betapa aku sangat butuh makan saat ini.
Nah beberapa ahli tafsir mengatakan itu sempat didengar oleh kedua gadis tadi, tapi mereka juga tak berani berbuat banyak, karena kan perasaan masih tak menentu, ini orang asing lho.
Di saat dia hanya bisa terpekur di bawah pohon itu tiba-tiba tak disangka:
فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ
Stop, kalau tadi bikin baper para wanita, nah ini bikin baper para pria. wanita baper dengan pria peduli yang kuat, pria akan baper dengan wanita yang malu-malu. Bagaimana sikap malu tersebut, sepertinya ahli tafsir salaf sepakat yaitu menutup wajahnya dengan gamisnya. Artinya biasanya tidak begitu, tapi kali ini begitu karena ada perasaan malu.
Ada apa dia datang lagi, apa perlu bantuan lagi? Eh ternyata dia mengabarkan:
إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا
Alhamdulillah berarti ada sedikit kesempatan buat sekedar makan.
Ok, baik, aku akan ikut ke rumahmu menemui ayahmu" begitulah rekaan dialognya mungkin.
Maka berjalanlah sang gadis dan dia mengikutinya di belakang. Tapi hembusan angin membuat pakaian sedikit membentuk tubuh, maka dia pun berkata, "Maaf dek, kamu berjalan di belakang saja, biar aku yang di depan, dan tolong tunjukkan saja ke mana arah jalannya."
Dalam satu riwayat dari Ibnu Ishaq dia mengatakan, "Kami tidak mau melihat punggung wanita."
Sesampai di rumah dan dijamu serta bercerita sang gadis yang menjemputpun bersaran kepada ayahnya yang juga seorang Nabi Allah ini:
يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Dari mana tahunya kuat dan amanah?
Bagaiman tidak kuat, batu yang biasanya diangkat sepuluh orang dia sendirian aja yang ngangkat.
Bagaimana tidak amanah, aku berjalan di depan saja dia tak mau melihat dari belakang. Karena kalau sudah menikmati dari belakang berarti tidak amanah.
Begitulah kira-kira rekaan dialognya.
Akhirnya dapat bonus dari pak tua sang Nabi Allah,
إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ
Selesailah kisah tahap pertamanya, dia menjadi menantu sang Nabi dan tentunya akan ditempa dan digembleng di rumah Nabiyullah ini juga sebelum dia sendiri juga akan diangkat menjadi seorang Rasul.
***
Oleh : Ustaz Anshari Taslim, Lc
__________________________________________
Tags :
Tadabbur surat Al-Qashash ayat 23-27
Kisah nabi musa mendapat jodoh
kisah dua wanita dan nabi Musa
Ustadz Anshari Taslim
romantis ala rasulullah
kata romantis nabi muhammad
berapa istri nabi muhammad
kisah romantis nabi muhammad dan khadijah
kisah romantis nabi muhammad dan siti aisyah
kata mutiara nabi muhammad kepada istrinya
panggilan sayang rasulullah kepada khadijah
kisah nabi muhammad